Begal Payudara Beraksi di Karawang, Karyawati Kafe Menangis Jadi Korbannya
Kasus begak payudara di Karawang, JawaBarat, terjadi kembali. Kali ini korbannya adalah seorang karyawati sebuah kafe di kawasan Galuhmas, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang. Teman korban, berinisial RM (22), menceritakan kejadian tersebut bermula saat dia bersama korban pulang kerja.
Saat itu sekitar pukul 22.30 WIB. Sesampainya di sekitar Bunderan RSUD Karawang dari arah Ulekan Sukaharja, ia melihat korban tengah menangis sendirian. Ketika ditanya, korban mengaku dadanya diremas oleh seorang pengendara sepeda motor yang mengikutinya dari belakangnya.
"Teman saya langsung trauma karena kejadian ini. Pelaku menggunakan sepeda motor, mengenakan pakaian merah dan topi," katanya. Rupanya korban begal payudara tak hanya wanita, tetapi juga pria, seperti yang terjadi pada seorang pria di Sleman yang menjadi korban begal payudara. Pria berambut panjang tersebut menuangkan kekesalannya di akun media sosial Twitter dan unggahannya pun menjadi viral.
Diduga, pelaku begal payudara tersebut mengira korban yang bernama Banu (30), warga Ngaglik Sleman, sebagai seorang perempuan. Banu bercerita, saat kejadian, dirinya hendak pulang ke rumah mengendarai skuter matik. Kondisi jalan saat itu sepi, gelap, dan hujan. Di perjalanan, ia merasa ada seseorang yang membuntutinya. Ia terkejut tatkala seorang pengendara motor menyalip dan meremas payudaranya.
“Sempat teriak ke pelaku dan mencoba mengejar tetapi tidak ingin ambil risiko, bisa saja ia membawa senjata tajam,” ujarnya, Kamis (14/1/2021). Menurut Banu, ia menjadi korban begal payudara karena pelaku salah sasaran. Saat kejadian, Banu menggunakan helm berwarna kuning yang imut dan orang kerap mengidentikkan helm itu dengan helm perempuan.
Ia juga menyayangkan jika ada yang menganggap peristiwa itu sebagai lelucon sekalipun korbannya laki laki. Sebab, pelecehan seksual bisa terjadi kepada siapapun, tidak mengenal usia dan jenis kelamin. “Kalau ada penyintas di sekitar kalian, jangan dirundung dan kalau korban laki laki juga bukan berarti layak dijadikan guyonan atau ejekan,” ucapnya. Sekalipun menjadi korban begal payudara, Banu belum berniat melaporkan peristiwa ini ke polisi. Ia sengaja mengunggah peristiwa yang dialaminya ke media sosial supaya menjadi perhatian publik dan bisa meningkatkan kewaspadaan bersama terhadap pelaku begal payudara maupun pelecehan seksual lainnya.
Insiden itu dialami dan diunggah oleh pemilik akun Twitter @banu****dy pada 13 Januari 2021. Dalam cuitannya ia menceritakan jika menjadi korban begal payudara saat melintas di Jalan Kaliurang, Sleman. Tepatnya di jalan masuk arah perumahan Banteng.
"Barusan jadi korban remes tetek di jakal, Sleman, Yogyakarta . masuk jalan ke arah perumahan banteng. Si gobl**. Aku kan laki rambut panjang, lah diremes. Ati2 ya Cewe2 kalau pulang malem. Banyak orang b**o. Suog!" t ulisnya. Pemilik akun itu bercerita jika awalnya ia dikejar oleh seorang pemotor. Kemudian saat di TKP tiba tiba pemotor yang ada di belakangnya mendekat dan meremas dada kanannya.
Ia pun kaget seketika mendapat pelecahan seperti itu. Padahal saat itu ia mengenakan mantel atau jas hujan, celana panjang, balclava dan juga helm. Dan hanya kelihatan rambut panjangnya saja.
Namun masih menjadi korban pelecahan. "Yg sering bilang, “makanya aurot, penampilan tuh dijaga, biar g ngundang napsu”. Ga gitu gess! Krn gerimis, ane pake mantel baju + celana panjang, tebel, pake balaclava + helm.
Cuma kelihatan rambut panjang ane, dikit aja di celah balaclava helm. Eh dibegal payudara. Ane laki" tulisnya lagi. Korban sempat mengejar pelaku, namun gagal karena pelaku melaju dengan kencang. Ia kemudian bertemu dengan warga sekitar dan akan mengambil rekaman CCTV di TKP.
Korban juga berpesan jika pelaku membaca cuitannya untuk segera mengirim pesna dan bertemu untuk berdiskusi. "Yang bilang “kok ga nge lawan?” C*k! Matamu! Kaget S*! Tak kejar juga susah, sia kenceng. Oh iya, saya tadi ketemu warga, mereka bilang ada CCTV di sana, besok mau diambil rekamannya. Andai Anda pelakunya, monggo DM, kita rembugkan apik2an. Gampang ra tak gawe ribut."
(*)
Comments (0)